Juli 31, 2025

Tjsmarketgrill – Olahan Khas Kuliner Dunia

Berbagai makanan yang menjadi salah satu ciri khas dari suatu negara dengan aneka rasa yang tentunya nikmat.

Pempek Palembang Gerobakan: Ikan Campur Tepung Digoreng di Minyak Hitam

Pempek, makanan khas Palembang yang melegenda, identik dengan cita rasa gurih ikan dan cuko pedas manis yang menggigit. Di kota asalnya maupun berbagai penjuru Indonesia, pempek telah menjelma jadi santapan lintas generasi. Namun, di balik sajian lezat nan ikonik ini, ada satu versi yang kerap menimbulkan perdebatan—pempek gerobakan.

Dengan gerobak sederhana, para penjual pempek keliling menjajakan dagangan mereka di sudut-sudut jalan, depan sekolah, pasar tradisional, hingga perumahan padat penduduk. Aroma khas gorengan yang menyengat dari kejauhan seolah menjadi undangan tak resmi bagi siapa pun yang lewat. Tapi jika diperhatikan lebih dekat, kerap terlihat satu hal mencolok: minyak goreng di penggorengan sudah berubah warna, pekat nyaris hitam.

Minyak goreng yang digunakan para pedagang pempek gerobakan biasanya telah dipakai berulang kali. Proses pemanasan konstan dan sisa tepung yang mengendap membuat warnanya berubah drastis. Meski begitu, para pelanggan tetap ramai. Banyak raja zeus slot yang tak ambil pusing soal warna minyak atau campuran ikan dalam adonan pempeknya.

Pasalnya, pempek gerobakan memiliki keistimewaannya sendiri. Biasanya, pempek ini tidak murni menggunakan daging ikan tenggiri atau belida seperti versi premium. Sebagai gantinya, penjual mencampurkan sedikit ikan—entah itu ikan laut murah atau bahkan ikan air tawar seperti gabus—dengan tepung sagu, penyedap rasa, dan air. Hasilnya, teksturnya lebih kenyal, harganya jauh lebih murah, dan tentu lebih terjangkau oleh masyarakat luas.

“Ya kita tahu ini bukan pempek asli Palembang. Tapi saya suka banget yang versi ini karena teksturnya lebih ringan, dan cuko-nya itu loh, pedesnya nampol,” ujar Ardi, mahasiswa yang rutin beli pempek gerobakan depan kampusnya.

Salah satu daya tarik pempek gerobakan memang terletak pada cuko—saus khas berwarna hitam pekat berbahan dasar gula merah, bawang putih, cabai, dan asam jawa. Pedagang jalanan punya cara sendiri meracik cuko yang lebih kuat rasa manis pedasnya, kadang ditambah dengan saus sambal instan agar makin “nendang”. Meskipun sederhana, sensasi mencocol pempek panas ke dalam cuko pedas tetap memberikan kenikmatan tersendiri.

Namun tentu saja, di balik kelezatan itu, muncul kekhawatiran soal kesehatan. Minyak goreng yang terlalu lama dipakai bisa menimbulkan zat berbahaya, dan penggunaan bahan adonan yang tak jelas komposisinya bisa jadi meragukan. Tapi bagi sebagian orang, harga murah dan rasa yang ‘nempel di lidah’ tetap jadi alasan untuk membeli.

Tak bisa dimungkiri, pempek gerobakan adalah simbol kuliner rakyat. Ia mewakili semangat berdagang rakyat kecil, adaptasi dari kuliner tradisional ke bentuk yang lebih sederhana dan merakyat. Dan meski tampak jauh dari kesan “higienis” atau “asli”, ia tetap dicari dan dirindukan.

BACA JUGA: Soto Madura di Pasar: Daging Ditutupi Lalat Tapi Kuahnya Juara

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.